Salam Sapa Pembina Mabin An-nahdliyah Langitan
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
Sahabat Al Qur’an yang dirahmati Allah, alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya, website resmi Mabin An Nahdliyah Langitan kini sudah bisa dinikmati kehadirannya oleh seluruh sahabat Al-Qur’an dimanapun berada. Selamat datang di website Mabin An Nahdliyah Langitan. Website ini dimaksudkan sebagai sarana Informasi tentang apa itu An Nahdliyah, sistem manajemen An Nahdliyah , media pembelajaran, dan bebagai kegiatan Mabin An Nahdliyah Langitan.
Dengan adanya website ini kiranya para sahabat Al-Qur’an dapat terinspirasi untuk senantiasa berikhtiar memberikan kualitas pembelajaran Al-Qur’an yang mudah, dan terstandar. Semoga website kami memberikan manfaat bagi pembacanya, dan semoga setiap usaha dakwah Al-Quran ini menjadi amal yang diridloi-Nya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

KH. Abdullah Habib Faqih
Pembina Mabin An-nahdliyah Langitan
SELAYANG PANDANG METODE AN NAHDLIYAH
Perkembangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di seluruh pelosok dunia termasuk Indonesia. Dan kemungkinan besar perkembangan tersebut akan bertambah dengan seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri. Situasi dan kondisi tersebut sedikit banyak akan membawa perubahan baik yang berdampak positif maupun negatif.
Kenyataan yang terjadi, bahwa segala daya dan upaya dikerahkan setiap manusia untuk mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kebanyakan hanya bermuara untuk mencukupi kebutuhan materi kehidupannya saja. Namun di sisi lain mereka melupakan pembinaan kepribadian dalam diri mereka. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya kegoncangan dan kegelisahan rohani serta munculnya moralitas baru tanpa mengenal batas etika dan syariat.
Kiranya hal –hal yang terjadi seperti diatas harus segera diluruskan dan dicarikan solusinya. Salah satu yang mungkin bisa ditawarkan adalah melalui pendidikan agama sejak dini, yaitu pendidikan yang menanamkan keimanan dan ketakwaan yang berintikan pada ajaran kitab suci Al Qur’an.Pada zaman dahulu para santri hanya belajar al qur’an di surau-surau atau mushola pada orang-orang alim atau kiai yang dianggap bisa mengaji. Hal itu berjalana turun temurun dari tahun ke tahun. Namun lambat laun seiring dengan perkembangan zaman metode seperti itu dianggap kurang efektif dan efisien sehingga hasilnya dianggap kurang maksimal. Berangkat dari kenyataan tersebut, sangat perlu kiranya dirumuskan model pembelajaran dan pendidikan keagamaan yang sesuai dengan realitas yang ada. Akhirnya bermuculanlah metode-metode belajar al qur’an dengan berbagai macam keunggulannya, antara lain metode qiroati, iqro’ dan lain-lain. Metode-metode ini berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sebelum metode An Nahdliyah ada, TPQ-TPQ di Tulungagung banyak menggunakan metode Iqro dan Qiroati yang terlebih dulu ada. Namun karena beberapa hal, sejumlah pengajar-pengajar TPQ dan para Kiai NU di Tulungagung menyepakati untuk merumuskan metode sendiri. Salah satu kiai NU tersebut adalah Kiai Munawir Kholid yang menggagas untuk membuat metode baru. Beliau bersama sahabat–sahabat beliau membentuk team perumus yang beranggotakan sebagai berikut :
- Kyai Munawir Kholid
- Kyai Manaf
- Kyai Mu’in Arif
- Kyai Hamim
- Kyai Masruhan
- Kyai Syamsu Dluha
Akhirnya dari team perumus yang diketuai oleh Kyai Munawir Kholid ini berhasil dirumuskan satu metode yang diberi nama “Cepat Tanggap Belajar Al Qur’an An Nahdliyah”. Metode ini dibagi dalam 6 jilid untuk santri PBP yang kemudian dilanjutkan pada jenjang PSQ. Metode ini mempunyai ciri khas ketika mengajar menggunakan ketukan dengan tongkat penyentuh jiwa, serta membiasakan wirid yaumiyah bagi para ustadz agar proses pembelajaran diberi kemudahan oleh Allah SWT.
SELAYANG PANDANG MABIN LANGITAN
Setelah Metode “Cepat Tanggap Belajar Al Qur’an An Nahdliyah” terbentuk lambat laun banyak TPQ yang beralih ke metode An Nahdliyah. Seiring berjalannya waktu lama kelamaan metode ini mulai tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur dan termasuk sampai di Pondok Pesantren Langitan. Metode An Nahdliyah ada di Langitan dibawa oleh Putra KH. Abdulloh Faqih yaitu KH. Abdulloh Habib Faqih, yang pada waktu itu beliau masih menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren yang ada di Kediri, tepatnya di Pondok Pesantren Bustanul Hidayah Pulosari Papar Kediri dibawah asuhan KH. Abdulloh Thoyib.
Sebelum dibawa ke Langitan, terlebih dahulu beliau (KH. Abdullah Habib Faqih) mencoba menerapkan metode ini di desa sekitar Pondok Bustanul Hidayah, tepatnya di dusun Payak desa Tanon. Setelah dirasa metode ini tepat untuk dijadikan alternative agar anak–anak cepat bisa membaca Al Qur’an maka beliau membawa metode ini ke Pondok Pesantren Langitan untuk diajarkan pada anak–anak di sekitar Pondok Langitan. Karena hasilnya dianggap bagus, banyak para santri Pondok Langitan yang berminat untuk mendalami metode ini untuk dikembangkan di daerah asalnya. Karena banyaknya alumni Langitan yang tersebar di berbagai wilayah berimbas pula pada perkembangan metode An Nahdliyah yang terus berkembang pesat di berbagai wilayah. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya TPQ yang menggunakan metode An Nahdliyah di berbagai wilayah di Indonesia.
Dari tahun ke tahun metode An Nahdliyah dianggap bisa diterima masyarakat dan berkembang pesat terutama di daerah Tuban, Lamongan dan Bojonegoro. Dengan semakin banyaknya TPQ yang menggunkan metode An Nahdliyah, maka dianggap perlu untuk mendirikan MABIN (Majlis Pembina) TPQ yang bisa menaungi, membina dan mengkoordinir TPQ metode An Nahdliyah agar bisa berjalan lebih baik. Akhirnya didirikanlah MABIN Pondok Pesantren Langitan yang merupakan cabang dari Mabin TPQ An Nahdliyah Pusat yang ada di Tulungagung. Yang dalam perjalananya MABIN Langitan tidak lepas dari bimbingan beliau KH. Abdulloh Munif Mz. dan KH. Abdulloh Habib Faqih.
PERJALANAN MABIN LANGITAN
Awal perjalanan MABIN adalah berdirinya TPQ yang berada di Langitan pada tahun 1993, saat itu TPQ dikembangkan oleh beliau Ibu Hj Qurrotul Ishaqiyyah ( Neng Qurr ), Agus Fahmi. Pada awal pembukaan TPQ ini, beliau ( Neng Qurr ) mendatangi tiap – tiap rumah masyarakat yang mempunyai anak kecil untuk diajak mengaji di TPQ Al Falahiyah Langitan. Setelah itu TPQ ini berkembang sangat pesat, dan akhirnya berdirilah TPQ Darut Ta’lim dan yang lainnya yang mengatasnamakan “ cabang Langitan “ setelah banyak TPQ cabang Langitan maka terbentuklah MABIN Langitan.
Setelah didirikan Mabin Langitan, selanjutnya dibentuklah kepengurusan MABIN TPQ An Nahdliyah Langitan. Dan periode pertama ini dipilihlah KH. A. Hasyim Fahmi sebagai ketua Mabin Langitan yang pertama. Pada periode pertama ini Mabin Langitan belum mempunyai kantor sendiri sehingga untuk sementara kegiatan Mabin Langitan berkantor di RA Falahiyah. Dalam periode ini TPQ berkembang pesat di kampung–kampung di sekitar pondok. Dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di TPQ-TPQ sekitar, banyak para pengelola TPQ yang meminta santri-santri Langitan untuk membantu mengajar di TPQ – nya. Sehingga hal tersebut berimbas positif pada hubungan Pondok pesantren dengan Masyarakat yang terjalin semakin erat.
Setelah periode pertama berakhir diteruskan dengan periode kedua. Pereode kedua ini MABIN pimpin oleh Ust. Daman Huri, pada pereode ini mulai dibuat AD – ART sebagai acuan kinerja pengurus untuk sebagai lembaga pembina Taman Pendidikan Al – Qur’an ( MABIN ). Selain itu dalam periode beliau juga mendata TPQ An Nahdliyah yang menginduk di Mabin Langitan sudah ada 207 lembaga.
Periode ketiga dipimpin Ustadz Irhamni Masyhadi. Pada periode beliau ini banyak progam–progam besar dilaksanalan, diantaranya adalah pembangunan kantor MABIN TPQ LANGITAN yang terletak di depan RA Falahiyah tepatnya belakang ndalem Gus Mujab (almarhum) diatas tanah beliau KH. Ahmad Marzuki Zahid. Pada waktu itu dana yang dimiliki MABIN hanya sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) sehingga untuk menyelesaikan pembangunan banyak sekali dana dibantu beliau KH. Abdulloh Faqih. Disamping itu dalam periode ini kegiatan Khataman Al Qur’an dan Istighosah pertama kali diadakan dan pada waktu itu juga terbentuklah KOORTAN. Selain progam diatas, pada kepimpinan Ustadz Irhamni Masyhadi ini MABIN Langitan mulai bisa menangani logistik sendiri yang sebelumnya ditangani Toko Induk Langitan (TOKIN).
Periode berikutnya atau periode keempat dipimpin oleh Ustadz Khoirul Huda. Pada periode keempat ini, TPQ An Nahdliyah berkembang sangat pesat. Pada kepemimpinan Ustadz Khoirul Huda ini mulai diadakan pembinaan berupa pembinaan tilawatil qur’an yang diasuh langsung oleh Ust. Nuril Huda dan pembinaan manajemen pengangajaran PBP dan PSQ. Disamping itu pada periode ini juga mengadakan KHOTMIL QUR’AN & ISJIGHOSAH KUBRO.
Setelah dua tahun dipimpin oleh Ustadz Khoirul Huda, Ketua MABIN diteruskan oleh Ustadz Imam Saifuddin. Pada periode ini MABIN melakukan pengembangan yang sangat besar yaitu berupa progam MADRASAH DINIYAH. Pada periode ini Mabin Langitan bukan hanya menangani urusan TPQ An Nahdliyah saja tapi mulai menangani Madrasah Diniyah yang ada di sekitar Pondok Pesantren Langitan. Disamping itu pada periode ini MABIN LANGITAN mendapat izin dari Mabin Pusat Tulungagung untuk mencetak kitab An Nahdliyah sendiri. Dengan adanya izin ini banyak sekali membantu dalam pengembangan dan pelaksanaan kegiatan Mabin Langitan.
Selanjutnya tampuk pimpinan Mabin yang ke enam adalah dipegang oleh Ustadz Rofi’ul Himam. Pada Periode ini Mabin Langitan mengadakan Pembinaan tiap Bulan pada tiap-tiap Kortan, membuat ujian Madrasah Diniyyah bersama serta mengirimkan delegasi pada festival anak sholeh Metode An Nahdliyah tingkat Nasional di Tulungagung. dan pada Festival tersebut Mabin Langitan berhasil menjadi juara umum.
Setelah periode keenam berakhir, kepemimpinan Mabin Langitan selanjutnya dipegang oleh Ustadz Masroni. Pada periode ini pembinaan ditingkatkan dengan memberikan mandat kepada masing-masing personel pengurus harian untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan di wilayah yang sudah ditetapkan. Disamping itu pada periode ini juga dilaksanakan istighosah kubro di Gresik dan juga festival anak sholeh yang ke IV serta pembentukan korda Gresik.
Berikut periode ke delapan, tongkat estafet kepemimpinan Mabin Langitan selanjutnya dipegang oleh Ustadz M. Mahrus. Pada periode ini, dilakukan banyak pengembangan, antara lain proses pencetakan al qur’an waqof wal ibtida’ telah berhasil diselesaikan, mencetak buku panduan ghoroib dan tajwid (masih di percetakan), program rutin isighosah kubro VI dan FAS V, serta program-progam lain yang tidak bisa kami tuliskan.
Selanjutnya, kepemimpinan Mabin Langitan dipegang oleh Ustadz M. Ilham. Pada periode ini (periode kesembilan) dilakukan banyak pengembangan, antara lain proses pencetakan al qur’an waqof wal ibtida’ telah berhasil diselesaikan, mencetak buku panduan ghoroib dan tajwid (masih di percetakan).
Pada Periode Kesepuluh, kepemimpinan Mabin Langitan diteruskan oleh Ustadz Imam Syafrudin. Pada periode ini. dilakukan banyak pengembangan, antara lain proses perizinan pencetakan al qur’an waqof wal ibtida’ telah berhasil diselesaikan, mencetak buku panduan ghoroib dan tajwid, FAS VII, serta program-progam lain yang tidak bisa kami tulis satu persatu
Tepatnya pada bulan Agustus Tahun 2016 telah ditetapkan bahwa ketua Mabin yang ke sebelas adalah Ustadz Agus Murtadlo. Pada periode ini, banyak pengembangan yang sudah dicapai, antara lain, pembelian Tanah sekaligus mulai pembangunan gedung baru Mabin, pengembangan proses pencetakan al qur’an waqof wal ibtida’ di percetaka Macanan Solo, program rutin isighosah kubro VIII yang dilaksanakan di MAS ( Masjid Al Akbar Surabaya ) yang dihadiri kurang lebih 50 ribu santri, Peringatan Maulid Akbar setiap libur bulan Maulid di pondok Langitan serta program-progam lain yang tidak bisa kami tuliskan.
Periode berikutnya, tongkat estafet kepemimpinan yang kedua belas di pegang oleh Ustadz Ainur Rosyid, pada periode kali ini berbeda dengan periode-periode sebelumnya, yang semula masa jabatannya adalah 2 tahun menjadi 3 tahun, karena berketepatan dengan musim pademi, meskipun dengan kondisi sedemikian, program-program yang telah direncanakan tetap terlaksana, antara lain mencetak buku Pedoman Pengelolaan TPQ, Buku Penunjang Hafalan Santri, FAS VII, Pengadaan seragam Asatidz An Nahdliyah, serta peresmian Kantor Baru yang telah dilaksanakan pada hari kamis, 05 Dzul Hijjah 1442 H. / 15 Juli 2021 M. dan pada periode kali ini, ada penambahan 4 kortan, yakni : Kortan Tikung, Grabagan, Montong dan Kenduruan.
Berikut Ustadz Syifaul Adha. yang menduduki periode ke tiga belas, dalam periode ini banyak terobosan terbaru yang sangat signifikan. Salah satunya adalah Sistem pembinaan Asatidz TPQ berkurikulum yang dibingkai dengan sebutan SGTPQ (Standarisasi Guru Taman Pendidikan Al Qur’an An Nahdliyah) sekaligus pemerataan tugas pembina di berbagai kecamatan naungan Mabin Langitan, tidak hanya itu, Program rutin Istighotsah Kubro, munculnya database TPQ An Nahdliyah yang bisa diakses lewat internet atau website juga terbentuk di periode ini dengan nama DAIMAN (Data Informasi Mabin Langitan). Dan masih banyak lagi yang tidak mungkin kami tuliskan satu persatu.
Ketua Mabin An-nahdliyah Langitan dari Periode ke periode
KH. A. Hasyim Fahmi
Ketua periode I
Ust. Daman Huri
Ketua periode II
Ust. Irhamni Masyhadi
Ketua periode III
Ust. Khoirul Huda
Ketua periode IV
Ust. Imam Saifuddin
Ketua periode V
Ust. Rofi’ul Himam
Ketua periode VI
Ust. Masroni
Ketua periode VII
Ust. M. Mahrus
Ketua periode VIII
Ust. M. Ilham
Ketua periode IX
Ust. Imam Syafrudin
Ketua periode X
Ust. Agus Murtadlo
Ketua periode XI
Ust. Ainur Rosyid
Ketua periode XII
Ust. Syifaul Adha
Ketua periode XIII
Ust. Ali Wafa
Ketua periode XIV