
Orisinalitas Al-Qur’an yang Tak Tergoyahkan Sepanjang Zaman
oleh Mabin Langitan | Okt 10, 2025 | Kajian Qurani
Jaminan Penjagaan Ilahi
Inti dari orisinalitas Al-Qur’an terletak pada keyakinan bahwa penjagaannya adalah janji langsung dari Allah SWT. Dalam Surah Al-Hijr ayat 9, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Ayat ini merupakan proklamasi yang membedakan Al-Qur’an dari kitab-kitab suci sebelumnya yang diakui oleh para ahli sejarah telah mengalami revisi atau penyusunan ulang oleh tangan manusia. Penjagaan yang dijanjikan ini terwujud melalui dua mekanisme utama yang bekerja secara simultan selama berabad-abad: jalur lisan (hafalan) dan jalur tulisan (kodifikasi).
1. Mukjizat Transmisi Lisan (Hafalan)
Sejak awal diturunkan, Al-Qur’an sangat mengandalkan tradisi hafalan. Masyarakat Arab pada masa itu dikenal memiliki daya ingat yang luar biasa, dan ini menjadi kunci utama pelestarian.
- Sanad Mutawatir: Al-Qur’an diriwayatkan melalui jalur periwayatan yang mutawatir, artinya disampaikan oleh sekelompok besar orang dari berbagai generasi yang mustahil sepakat untuk berdusta. Setiap generasi menerima dan menyampaikan Al-Qur’an, mulai dari Rasulullah SAW, para Sahabat, Tabi’in, hingga jutaan Muslim penghafal Al-Qur’an (Hafiz) di seluruh dunia saat ini, dengan teks, susunan, dan bahkan kaidah bacaan (Tajwid) yang sama persis.
- Peran Para Hafiz: Jutaan Muslim menghafal keseluruhan 114 surah tanpa perubahan satu huruf pun. Keberadaan para Hafiz ini berfungsi sebagai “salinan hidup” Al-Qur’an. Jika ada upaya untuk mengubah teks tertulis, ia akan segera terdeteksi dan dikoreksi oleh jutaan dada yang menjaganya.
2. Keaslian dalam Bentuk Tertulis (Kodifikasi)
Seiring dengan hafalan, Al-Qur’an juga didokumentasikan secara tertulis sejak masa Rasulullah SAW.
- Kodifikasi Awal: Ayat-ayat ditulis oleh para juru tulis Nabi di atas berbagai media (seperti pelepah kurma, batu, kulit).
- Penghimpunan Masa Abu Bakar: Setelah wafatnya Nabi dan banyaknya syuhada dari kalangan penghafal Al-Qur’an, Khalifah Abu Bakar memerintahkan penghimpunan seluruh naskah tertulis dan hafalan menjadi satu mushaf.
- Standarisasi Masa Utsman: Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, mushaf standar (Mushaf Utsmani) disusun untuk menyatukan bacaan umat Islam di berbagai wilayah. Mushaf ini diperbanyak dan dikirim ke kota-kota besar, dan isinya sama persis dengan mushaf yang kita baca hari ini.
- Bukti Arkeologis: Penemuan naskah-naskah kuno Al-Qur’an, seperti Fragmen Sana’a atau Naskah Birmingham yang berasal dari abad awal Islam, menunjukkan konsistensi yang mencengangkan. Teks di dalamnya identik dengan mushaf standar yang beredar saat ini, mematahkan keraguan tentang keaslian teks Al-Qur’an.
3. Kemukjizatan yang Tak Tertandingi
Orisinalitas Al-Qur’an juga diperkuat oleh aspek kemukjizatan yang menjadi bukti bahwa ia bukan karangan manusia biasa.
- Tantangan Bahasa (I’jaz Lughawi): Al-Qur’an menantang manusia (baik Arab maupun non-Arab) untuk membuat satu surah pun yang setara dengannya, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 23. Hingga kini, tantangan ini tak pernah mampu dipenuhi. Keindahan, kedalaman makna, dan keserasian bahasanya melampaui karya sastra tertinggi mana pun.
- Kesesuaian Ilmiah dan Sejarah (I’jaz Ilmi & Tarikhi): Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung fenomena alam dan kisah sejarah yang baru terungkap dan terkonfirmasi kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern dan penemuan arkeologi berabad-abad setelah Al-Qur’an diturunkan (misalnya, mengenai perkembangan embrio, asal usul kehidupan dari air, peredaran tata surya, atau kisah Firaun dan kaum ‘Ad).
- Keteraturan Numerik: Sebagian peneliti juga menemukan keteraturan matematis dan numerik yang kompleks dan konsisten dalam struktur kata-kata dan frekuensi kemunculannya, menegaskan bahwa kitab ini berasal dari Dzat Yang Maha Perancang.
Kesimpulan
Orisinalitas Al-Qur’an yang tak tergoyahkan sepanjang zaman bukanlah sekadar klaim, melainkan fakta yang didukung oleh sistem transmisi berlapis—lisan dan tulisan—serta diperkuat oleh berbagai aspek kemukjizatan yang melampaui kemampuan manusia. Al-Qur’an berdiri sebagai satu-satunya kitab suci yang keaslian teksnya dapat dilacak dengan keyakinan penuh kembali ke masa pewahyuannya.
Ia adalah janji yang terpenuhi, cahaya yang tak pernah padam, dan bukti abadi kebenaran Islam yang terus relevan dan menginspirasi bagi setiap generasi.