Cetak Guru Qur’ani Profesional, PGTPQ Mabin An Nahdliyah Langitan Gelar Wisuda Sarjana ke-IV
Pada: 31 Agustus 2024
Cetak Guru Qur’ani Profesional, PGTPQ Mabin An Nahdliyah Langitan Gelar Wisuda Sarjana ke-IV

Tuban – Suasana khidmat dan penuh kebahagiaan menyelimuti Gedung Graha Sandiya PT Semen Gresik (Persero) Tbk di Tuban pada hari Sabtu, 31 September 2024. Pendidikan Guru TPQ (PGTPQ) di bawah naungan Yayasan Mabin An Nahdliyah Langitan kembali menyelenggarakan Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana ke-IV.

Sebanyak 75 mahasiswa, yang terdiri dari wisudawan dan wisudawati angkatan VI dan VII, secara resmi dikukuhkan dalam acara sakral ini. Mereka telah menyelesaikan program pendidikan yang dirancang untuk mencetak para pendidik Al-Qur’an yang kompeten dan berakhlakul karimah.

Acara ini dihadiri oleh para tokoh ulama dan jajaran pengurus yayasan. Tampak di barisan kehormatan para Masyayikh Pengasuh Pondok Pesantren Langitan, di antaranya KH. Abdullah Habib Faqih, KH. Abdurrohman Faqih, dan KH. Ali Marzuqi. Turut hadir pula Katib Syuriah PBNU, Dr. KH. M. Afifudin Dimyathi, Lc., M.A., serta Ketua Pengurus Yayasan Mabin An Nahdliyah Langitan, KH. Ahsan Ghozali, beserta jajaran Pengurus Koordinator Kecamatan (Kortan).

Orasi Ilmiah: Tiga Prinsip Mendidik dalam Al-Qur’an

Puncak acara diisi dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. KH. M. Afifudin Dimyathi. Dalam orasinya, beliau mengupas tuntas prinsip-prinsip penting bagi seorang guru Al-Qur’an yang bersumber langsung dari kitab suci.

“Seorang pendidik Al-Qur’an tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan adab dan akhlak. Al-Qur’an sendiri telah memberikan kita panduan,” tutur Gus Afif.

Beliau memaparkan tiga pilar utama yang harus dimiliki dan dijalankan oleh seorang guru:

  1. Sifat Guru (Pendidik): Seorang guru harus meneladani sifat-sifat mulia. Pertama, Ar-Rahman, yakni memiliki sifat welas asih (syafaqah) dan perhatian (ihtimam) yang tinggi agar muridnya berhasil. Kedua, Syadidul Quwa, yang berarti memiliki kapabilitas dan kekuatan untuk melaksanakan tugas mengajar dengan baik. Ketiga, Dzu Mirrotin, yaitu memiliki penampilan, akhlak, dan kepribadian yang baik untuk menjadi teladan.
  2. Metode Mengajar (Alamah): Metode pengajaran harus merujuk pada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ini mencakup Sistem Talqin (guru membacakan, murid menirukan), Sistem Tashih (guru menyimak dan mengoreksi bacaan murid), dan Tadarrus (membiasakan membaca Al-Qur’an secara terus-menerus).
  3. Materi Ajar (Al-Qur’an): Yang diajarkan bukan hanya kemampuan membaca Al-Qur’an secara fasih, tetapi juga adab-adab dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Keduanya adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Dengan bekal ilmu dan wejangan berharga tersebut, para wisudawan diharapkan siap mengabdikan diri di tengah masyarakat sebagai guru TPQ yang profesional dan menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi Qur’ani yang sholeh dan cerdas.

Artikel Terkait

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest